Prosa

MUHASABAH

Oleh Ilmina Munaliza S. Kep Ns


Alhamdulillah segala Puji bagi-Mu yaAllah atas segala nikmat yang Kau berikan hingga saat ini detik ini engkau masih memberiku kesempatan untuk mengungkapkan segala kegelisahan, kegundahan, dan problematika hidukupku. Aku tahu tidak ada satu manusia dimuka bumi ini yang tidak luput dari dosa, pun juga aku, sebagai manusia biasa, yang masih harus banyak memperbaiki diri membersihkan diri dari dosa,entah apa pun dosaku ya Rabb… maka ampunilah aku.

Hidup… adalah perpindahan masalah satu kemasalah yang lain…

Namun terkadang diri ini begitu rapuh untuk menampungnya, atau bahkan berdiri kokoh seperti sang patriot, yang tahan banting atas segala sesuatu masalah yang ada.Harus kuat…harus tabah…harus sabar…karena hidup memang seperti ini.

Rabb…aku hanya berharap ketika malaikat-Mu mencabut nyawaku, aku dalam keadaan Islam,istiqomah, dengan kata lain aku meninggal dalam keadaan khusnul khotimah,amin.

Rabb… begitu malangnya nasibku, jika esok hari engkau langsung mencabut nyawaku padahal amalku belum cukup, dosaku masih banyak, kualitas ibdahku masih kurang, hafalan Haditsdan Qur’anku belum seberapa, bahkan nyaris hilang dimakan waktu.

Duh… ya Rabb…apa jadinya diriku ini, sementara nikmat dan kasih sayang-Mu tak henti-hentinya mengalir ibarat air sungai, yang terus dan terus mengalir.

Rabb…aku butuh Rahmat dan ampunan-Mu, kiranya engkau tetap merahmati dan mengampuniku, atas segala kekhilafan, kesalahan dosa-dosa yang selama ini kuperbuat. Meski dosaku ini setingggi gunung, sebanyak sebanyak pasir dipantai,namun tahukah Kau bahwa sesungguhnya diri ini begitu sangat mencintaimu.

***

“Perkenankan jika mungkin dihari nanti kami bisa mendengar tidak dengan telinga kami yang amat terbatas…

Perkenankan juga kami mendengarkan tidak hanya suara-suara yang amat menjebak jiwa dungu ini...

Tetapi juga mendengarkan apapun saja Cahaya, inti warna, sepi atau bisikan-Nya yang tidak terperi.

Melangkahkan kaki teramat berat, hati terasa sempit, jiwa pun seolah akan pergi bersama angin malam ini. Entah mengapa, kadang aku merasakan seperti ini,sejak beberapa bulan aku bekerja, aku merasa 24 jam waktu yang Allah berikan amat sedikit. Padahal ku tahu diluar sana, orang sholeh, orang lain pun memiliki waktu yang sama sepertiku. Tapi mengapa yang aku rasakan saat ini berbeda?

Aku hanya bisa seperti ini, mengikuti alur kehidupan yang ada, berangkat pagi pulang sore, begitupun seterusnya. Hidup seolah dipermainkan oleh masa.

Oh…hidup…oh jiwa akankah kau pergi meningalkanku saat diri ini seperti ini?

Baca juga :  PERGINYA MALAM

Saat Jiwa ini berada dalam kesibukan yang semu.

Yang tidak akan mungkin kubawa sampai mati.

Ku selalu berharap amanah yang kuemban saat ini.

Tetap selalu terjaga, tertata dengan baik tanpa mengabaikan tanggungjawabku sebagai madrasah bagi anak-anaku.

Kita tak  bisa tahu, kapan kematian itu menjemput, hari inikah, besokkah,bulan ini, bulan depan, tahun depan, kita tidak tahu. Ibarat sebuah surprise yang langsung datangnya dari Allah, benar-benar sebuah kejutan,dan kejutannya tak akan bisa terulang, satu kali nyawa dicabut seterusnya kita tidak akan bisa hidup lagi, sampai menunggu hari perhitungan dipadang masyhar. Sebuah pengadilan dihadapan Allah atas segala apa yang kita perbuat selama di dunia. Jika aku mengingat hari pembalasan itu, keringat dingin dan jantung berdebar debar yang kurasa, seolah-olah hari pembalasan itu sudah ada didepan mata, takut, gelisah, yang terbayang siksanya yang amat begitu dahsyat. Sungguh, hari pembalasan itu benar-benar terjadi… dan hanya orang-orang yang beruntung yang tidak akan merasakan sakitnya dihari pembalasan.

Seperti yang tertuang dalam al-Qur’an surat al-Ghaasiyah surat ke 88 yang artinya “Sudah datangkah kepadamu (tentang) hari pembalasan?banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas, (neraka), diberi minum ( dengan air) dari sumber yang sangat panas, mereka tiada memperoleh  makanan selain dari pohon berduri, yang tidak menggemukan dan tidak pula menghilangkan lapar.Banyak muka pada hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar didalamnya perkataan yang tidak berguna. Didalamya ada mata air yang mengalir. Didalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (didekatnya), dan bantal-bantal sandaran yang tersusun, dan permadanipermadani yang terhampar.Maka apakah mereka tidak memperhatikan Unta bagaimana ia diciptakan. Dan dilangit, bagaimana ia ditinggikan, dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, tetapi orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan adzab yang besar. Sesungguhnya kepada kami kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban kami-lah yang menghisab mereka.”

Semoga kita kelak termasuk golongan orang-orang beruntung yang mendapatkan kenikmatan tertinggi diakhirat aamiin…


Writing Prodigy
Latest posts by Writing Prodigy (see all)

Comments are closed.