Dunia LiterasiDunia MenulisNon FiksiPentingnya MenulisSejarah

SEJARAH DUNIA MENULIS

Ns. Satya Putra Lencana RN
Follow me
Latest posts by Ns. Satya Putra Lencana RN (see all)

Sahabat …

Kita perlu tahu sejarah tulis menulis sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kita kepada siapapun yang telah menorehkan tinta pertama mengawali sejarah ini. Demikian adalah sebuah adab yang perlu dibudayakan bahwa kita perlu menghormati sejarah lainnya selain tulis menulis, apapun itu. Prinsip ini kita junjung tinggi supaya setiap generasi penerus yang hidup setelah kita kelak bisa mengambil ibrah, pelajaran, hikmah, dan contoh tauladan yang dapat dipetik dari kisah-kisah hidup orang zaman dahulu.

Menulis adalah sebuah pekerjaan mengubah logika, perasaan, dan pengetahuan ke dalam sebuah tulisan melalui bahasa. Menulis adalah proses menerjemahkan ide atau gagasan ke sebuah tanda yang kemudian disebut lambang, lalu berkembang menggunakan aksara yang kemudian tersusun menjadi tulisan (baik tulisan tangan maupun ketik secara modern) dan tulisan ini lah yang menjadi unsur pembentuk bahasa.

Sejarah kepenulisan dunia dapat kita lihat dlam sebuah kitab berjudul Kitab Peninggalan-Peninggalan Bersejarah Para Nabi karya Abdul Syukur al-Azizi, di dalamnya disebutkan bahwa Nabi Idris ‘alaihissalam adalah penemu tulisan pertama dalam sejarah peradaban umat manusia.

Hal ini berdasarkan hadist Nabi Muhammad ﷺ yang diriwiyatkan oleh Muslim dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami, yakni: ”Dahulu, ada seorang nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barang siapa sejalan dengan tulisannya, demikian itulah (tulisannya)” [1]

Hadis Nabi Muhammad ﷺ  ini menjelaskan firman Allah Subhanahu wata’ala, “Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut di dalam Al-Qur’an). Sesungguhnya, ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan, kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi” [2]

Dalam kitab ini dijelaskan bahwa manusia sudah berbicara menggunakan 72 bahasa pada masa Nabi Idris ‘alaihissalam. Saat berdakwah kepada kaumnya, ia sudah menggambar pembangunan kota-kota, sehingga kota yang berhasil dibangunnya berjumlah 188 kota (Syukur, 2014).

Sejarah mencatat, sekitar 3.500 hingga 3.000 SM, Bangsa Sumeria (Irak) telah dikenal sebagai bangsa paling tua di dunia yang memiliki bukti kemampuan menulis. Pada 3.000 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir juga menunjukkan bukti yang sama. Bahkan, sekitar 2.500 hingga 2.000 SM, bangsa Mesir membuat piramida, dan Bangsa Sumeria (Babilonia) membuat taman gantung yang masih bisa disaksikan hingga saat ini (Syukur, 2014).

Bukti-bukti adanya karya tulis tertua memang ditemukan di tempat Nabi Idris ‘alaihissalam menyeru kaumnya, yaitu tempat bangsa Sumeria. Hal ini semakin menguatkan bahwa Nabi Idris ‘alaihissalam adalah manusia pertama yang mengenalkan tulisan.

Beberapa tahun silam, ilmuwan modern dan para ahli arkeologi berhasil menemukan sejumlah perabotan dan barang-barang yang diperkirakan berusia 4.000 tahun. Beberapa benda yang berhasil ditemukan adalah sebuah lempengan dari tanah yang berasal dari zaman Sumeria. Di atas lempengan itu, terdapat tulisan tentang matematika dalam bentuk tulisan huruf paku.

Beliau juga dikenal sebagai manusia pertama yang menulis menggunakan pena. Para ilmuwan pernah menemukan beberapa potongan naskah kuno yang diklaim terkait dengan Nabi Idris ‘alaihissalam. Oleh para sejarawan, naskah kuno itu disebut Kitab Henokh. Salah satu cerita dalam kitab itu berisi tentang peradaban tertua di bumi Lemuria, Atlantis yang hilang ditelan bumi. Juga, prediksi tentang banjir besar yang akan terjadi di bumi. Para ilmuwan itu menduga Kitab Henokh ditulis Nabi Idris ‘alaihissalam yang juga dikenal dengan nama Akhnukh  yang dalam bahasa Ibrani disebut Henokh.

Nabi Idris ‘alaihissalam adalah sosok inspirasi sebagai bagian dari orang-orang berpengaruh terhadap dunia literasi di dunia. Beliau adalah nabi yang sangat pintar, orang pertama kali menciptakan tulisan dan menemukan alat tulis, pandai menggambar, menjahit, serta ahli astronomi. Beberapa ulama menyebutkan, Nabi Idris AS hidup sekitar tahun 4.533 hingga 4.188 SM (Al-Maghuts, 2012).

Baca juga :  JENIS-JENIS NON FIKSI

Sejarah tulis menulis di Indonesia tidak lepas dari para sastrawan, cendekiawan dan jurnalis yang semakin hari semakin berkembang pesat seiring dengan masuknya era digital dan internet. Datangnya era ini tentu sedikit banyak memiliki sideeffect sendiri bagi dunia menulis dan media informasi terutama baik media cetak.

Tantangan bagi penulis ke depan, tentu harus lebih cepat dan upptodate setiap informasi yang muat di media, sedangkan media saat ini lebih bertendensi pada digital yang lebih menguntungan. Selain lebih praktis juga penggunaan media online bisa memangkas biaya-biaya yang harus dikeluarkan dibanding mencetak.

Seiring perkembangan zaman, motivasi menulis masyarakat kita sudah mulai bekembang dengan multipurpose (banyak tujuan) yang ingin dicapai. Ada yang menulis untuk keuntungan finansial, ada yang menulis untuk sebuah hiburan, menulis untuk menyampaikan informasi baru (isu) terkini dan ada juga yang menulis sebagai bentuk luapan emosi dan penyambung aspirasi kepada berbagai pihak.

Minat membaca dan menulis bangsa kita itu tinggi, tetapi daya membaca dan menulisnya yang rendah. Membaca dan menulis pesan singkat melalu sosial media lebih trend daripada membaca dan menulis buku itu sendiri. Kondisi ini ditambah oleh perangkat elektronik smartphone yang saat ini juga sangat memanjakan dan memudahkan penggunanya. Dengan adanya fitur wattpad yang di dalamnya tersedia banyak sekali bahkan jutaaan buku dapat di download secara gratis.

Kondisi ini nampaknya akan menggiring kemana arah sejarah dunia tulis menulis ini akan berlayar. Meskipun sudah banyak dilakukan penelitian ilmiah terkait dampak negatif yang ditimbulkan dari membaca, berlama-lama dengan gadget, namun peringatan itu tidak diserap sempurna dan menyeluruh oleh kalangan masyarakat di berbagai negara.

Indonesia sendiri termasuk dalam peringkat “lima besar” negara pengguna gadget, khususnya smartphone. Data tahun 2014 menunjukkan bahwa pengguna aktif smartphone adalah sekitar 47 juta, atau sekitar 14 persen dari seluruh pengguna handphone

Bila dilihat dari komposisi usia, persentase pengguna gadget yang termasuk kategori usia anak-anak dan remaja di Indonesia cukup tinggi, yaitu 79,5 persen. Survei yang dilakukan oleh Kementerian Informasi dan UNICEF tahun 2014 itu menggambarkan pula bahwa anak menggunakan gadget sebagian besar untuk mencari informasi, hiburan, serta menjalin relasi sosial. Adapun survei yang dilakukan oleh Indonesia Hottest Insight di tahun 2013 bahkan menunjukkan bahwa 40 persen anak di Indonesia sudah melek teknologi, atau disebut juga dengan active internet user (Wulandari, 2016)

Secara spesifik, 63% anak telah memiliki akun facebook, yang digunakan update status, bermain game online, serta mengunggah foto-foto; 9% anak telah memiliki akun Twitter; dan 19% anak terlibat secara aktif bermain game online di internet dari gadget-nya (Wulandari, 2016).

Kondisi ini sangat bertolak belakang dengan contoh yang diberlakukan oleh Steve Jobs dan Bill Gates kepada anak-anaknya yang sangat melarang dengan tegas untuk tidak menggunakan gadget sampai dengan usia 14 tahu. Selain dampak kesehatan yang ditimbulkan kurang baik, juga kesempatan orang tua dan anak untuk bermain bersama menjadi berkurang, teramsuk kemampuan sosial anak kepada teman-teman sebaya-nya jika sudah dewasa nanti.

Gadget bagi anak itu dapat bersifat adiktif. Memutus rantai kecanduan terhadap gadget tidak mudah. Kita sebagai masyarakat dan orang tua seharusnya lebih cerdas dalam memilihkan media bermain dan belajar bagi anak yang lebih edukatif, memicu kreatifitas anak dan tentu aman dari sisi kesehatan.

Apa hubungan gadget dengan dunia kepenulisan? Kita tahu bahwa anak adalah aset bangsa, anak yang akan menggantikan peran kita kelak dan kita kelak akan kembali berada ke posisi anak-anak seperti mereka. Menanamkan pola asuh anak dengan begitu mudahnya bermesraan dengan gadget bukan berarti tanpa hasil. Suatu saat ideal diri, konsep diri dan koping anak saat dihadapkan kepada satu persoalan sangat berbeda dengan mereka yang tidak diberikan gadget sejak dini. Membiarkan anak begitu bebas bermain dengan gadget sama artinya dengan menyerahkan pola asuh anak kepada gadget. Peran orang tua tergantikan oleh gadget.

Bagaimana anak akan senang membaca lalu gemar menulis jika sedari kecil disodorkan ‘makanan siap saji’ (baca : ‘Kebebasan akses internet dan gadget’). Mereka tidak sempat berkembang sesuai kebutuhan biologis sesuai usianya dan akan cenderung introvet (menyendiri). Jika pola asuh ini terus dibiarkan, risiko isolasi sosial pada anak lebih tinggi dan mereka akan beranjak dewasa atas sebagai Anak Asuhan Gadget!.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Maghuts, S. B. (2012). Atlas Sejarah Nabi dan Rasul. Jakarta Timur: Almahira.
Syukur, A.-A. A. (2014). Kitab Peninggalan-Pninggalan Bersejarah Para Nabi. Yogyakarta: Saufa.
Wulandari, P. Y. (2016, Maret 11). Health Info : Anak Asuhan Gadget. Dipetik April 22, 2019, dari Liputan 6: https://www.liputan6.com/health/read/2460330/anak-asuhan-gadget


[1] HR. Muslim
[2] Al-Qur’an Surah Maryam (19) ayat 56


Ns. Satya Putra Lencana RN

Healthcare | Writerpreneur | Penulis Buku "Menulis untuk Umur Panjang" | Founder & CEO WPA | Elaj Sudair Medical Company, Riyadh, Saudi Arabia (KSA) | IG @satyaputralencana

Comments are closed.