Puisi

ELEGI SENDU ESOK PAGI

Oleh Didit Tri Putranto


Duduk di sudut; sendiri
Memunguti remah memori
Dan kopi, kawan berbagi
Dalam pekatnya aku hilang

Meja-meja, kursi-kursi
Diam membisu
Mungkin mereka heran
Aku tergugu sambil menulis catatan tentang mu

Klise memang
Beberapa purnama terlewati sempurna
Ada senyum
Ada tawa
Ada rasa
Berjemalin, bertaut
Diorama sempurna

Sebuah epik yang berujung tragis
Saat tampang bengis
Hadirkan tangis
Ditebarkannya noktah
Menutupi seluruh wajah
Kuyup dalam malu

Di sudut ini, semua memori kuhidupkan kembali
Sebagai bagian entitas
Hari ini; hati
Remuk redam
Diaduk dalam kopi pahit; menggigit

Esok, elegi bernyanyi merdu
Diiringi gamelan
Tetabuh gaduh
Sedikit serapah rusuh
Agar tercuci bersih debu-debu lalu
Sedang serpihan tak berarti
Biarlah berlalu

(Bondowoso, 26 Desember 2019, Q-Brojo 16:39)


Tulisan ini telah lulus review oleh editor dan layak publish.
Copyright © Al Right Reserved 2020
Writing Prodigy Academy

Writing Prodigy
Latest posts by Writing Prodigy (see all)
Baca juga :  MEMOAR WAKTU