BELAJAR DARI FILM “TILIK”
- UK to change extradition deal with the Government of US - August 28, 2022
- A mum’s fight for justice for her son - August 28, 2022
- Disease detectives track an invisible virus - August 28, 2022
Akhir-akhir ini sedang viral film pendek yang berjudul “TILIK” di dunia maya. Film yang diproduksi Ravacana Film ini merupakan salah satu dari beberapa film pendek produksinya yang menggunakan konsep natural dan menekankan pada cerita asli yang sering terjadi di tengah masyarakat.
Kata “Tilik” merupakan kata serapan dari Bahasa Jawa yang berarti “Menengok atau menjenguk”. Sebutan ini disematkan pada tradisi masyarakat Bantul, Yogyakarta dimana sering menjenguk sanak saudara, teman, atau sahabat yang sedang sakit.
Film yang disutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo ini menjadi booming di tengah masyarakat Indonesia karena beberapa faktor diantaranya:
1. Menggunakan bahasa daerah (Bahasa Jawa) Khas Yogyakarta
2. Mengangkat cerita berdasarkan kisah nyata yang sering terjadi di masyarakat
3. Natural
4. Menyelipkan pesan moral serta ketaatan kepada pemerintah
Apa yang bisa kita petik dari film ini?
Saya di sini ingin sharing ilmu yang lebih berkaitan dengan dunia kepenulisan. Semoga Sahabat Prodigy bisa mengambil manfaatnya ke depan.
Pada dasarnya, Film TILIK ini adalah contoh nyata bagaimana kita bisa menulis Fiksi Mini. Penulisan yang memegang kaidah alur kejadian dalam satu waktu, satu tempat dan satu kejadian. Hanya saja jika dalam dunia kepenulisan, jumlah kata tidak lebih dari 1000 kata. Fiksi Mini memang lebih fokus pada permainan dialog. Nah, baru deh nanti diatur penguatan penokohan/karakter dan lain-lain.
Kenapa Short Film “TILIK” bisa viral?
Sebagian dari kita tentu bertanya-tanya, mengapa Film Tilik ini bisa cepat viral (Baca : Terkenal), padahal film-film yang mengangkat bahasa daerah selain Bahasa Jawa juga banyak?
Jika melihat dari data statistik yang ada, dari 269 juta penduduk Indonesia persentasenya banyak jawanya. Porsinya sekitar 98 juta jiwa sendiri, lalu diikuti suku Sunda di urutan kedua dengan porsi 34 juta jiwa. Meskipun dia pejabat, jarang ngomong Bahasa Jawa, tapi jika ada yang berbau jawa, mudah tersentuh (tertarik). Dia menang prospek.
Kedua, film itu benar-benar natural. Ceritanya sih biasa aja, tapi karena diolah jadi nggak bosenin. Dalam dunia kepenulsan disebut “Sensasional”, agak lebay, tapi enak dibaca. Nah ini salah satu trik gimana bisa nulis buku Best Seller.
Sahabat Prodigy dapat belajar dengan membaca beberapa contoh Fiksi Mini di sini :
1. Pernyataan Mengejutkan
2. Mengembalikan Kepercayaan
3. Cintaku Klepek-klepek karena Dia
Setiap film pasti ada skenarionya dan setiap skenario pasti ada penulisnya. Maka, menulislah senatural mungkin, menulislah sealami mungkin. Hidupkan hati pembaca melalui tulisan kita.
Salam hangat. Selamat mencoba!
Comments are closed.