SEPEDA TUA
- SEPEDA TUA - April 20, 2021
Ia hanya sepeda tua
Yang telah tandas oleh waktu
Didiamkan oleh musim, dan
terdiam kaku di pinggir kota
Ia hanya sepeda tua
Yang tubuhnya telah karat
Dipenuhi debu dan hasrat,
oleh pemiliknya yang melarat
Reot sudah tubuhnya,
Hanya berkekang dengan kisah muda
Mengenai sepasang remaja,
yang duduk berdua
“Senja perlahan terpatri pada matamu, kawanan burung menyambut kisah penuh malu, melalui noda yang ditentang oleh dunia, kisah kita mari abadi di pinggir kota”
Sisanya, dari secarik kertas di sepeda
Ada darah yang bersimbah sudah ikut tua
Ia tergeletak tak tersisa suatu daya
Hanya menjadi isyarat agungnya hikayat lama
“Malam mulai berlabuh di harap kita, barangkali bila ada indahnya bintang jua tak apa. Namun, hanya semrawut kesah dan gelisah untuk kita. Bila nanti aku tak datang menyapa, kau akan lihat namaku abadi sebagai sang pemberontak di buku sejarah”
Satunya lagi,
Ada sebait luka seorang wanita
Yang ia hamparkan dalam aksara
Dan satu peluru di dalamnya
“Batavia saksi kita, sepeda ini akan menua, dihantui oleh cita tentang rasa yang kelak sama. Ayahmu akan bangga, kubawa kau ke tanah Surga yang tak lagi berbising sebab tahta dan harta”
Batang, 08 Februari 2021