SEGELAS AIR PUTIH
- PUPUK KOMPOS - April 15, 2023
- ALAM SEMESTA - April 15, 2023
- TENTANG KORUPSI - March 13, 2023
Pagi ini begitu mendung, sepertinya mau hujan lagi. Sudah beberapa hari ini selalu saja hujan dipagi hari hingga siang bahkan sampai dimalam hari. Membuat kami kesulitan untuk pergi bekerja. Sebenarnya tidak masalah jika hujan sepanjang hari, karena ada riwayat mengatakan bahkan hujan adalah Rahmat. Benar jika hujan adalah rahmat jika turunnya tak lama, menurutku. Bila sudah berlebihan tentu akan mendatangkan musibah seperti banjir, tanah longsor dan lain-lain.
Namun, hari ini ibuku benar-benar pusing memikirkan cuaca, jika sampai siang nanti matahari tak muncul juga, maka bersiaplah kami sekeluarga tak bisa makan karena tidak dapat mengeringkan gabah untuk digiling menjadi beras. Mengingat Pekerjaan ayahku hanya seorang petani sawah, jika bukan karna gabah itu kami tak bisa lagi menyambung hidup.
Waktu terus berlanjut, hingga kini menunjukkan pukul 11.00 siang. Kedua adiku mulai merasakan lapar. Begitupun aku. Salah satu adikku pergi menemui ibu di dapur lalu merengek padanya untuk diberi makan, tapi apalah daya ibu tak punya makanan sedikitpun. Stok beras telah habis. Ibu hanya mampu berharap hari ini akan terang sehingga bisa menjemur gabah lagi.
Ayah juga mulai gelisah, melihat pada kami yang semakin gelisah menahan lapar. Namun, hingga pukul 03.00 sore belum juga mendapatkan makanan. Aku coba memberi saran pada ibu agar meminjam beras pada tetangga meski hanya segenggam, secukupnya saja untuk kita makan detik ini. Saranku diterima, tapi sayangnya tidak ada tetangga yang sudi memberi dengan alasan yang masuk akal.
Ayah mulai menangis, merasa bersalah tidak bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk kami dan ibu. Melihatnya demikian, ibu pergi memeluk ayah dan berkata bahwa ini bukan mutlak kesalahan ayah. Karena cuacanya saja yang belum bersahabat. Kita harus bersabar menunggu cuacanya terang dulu. Namun, sampai kapan, kini telah pukul 05.00 sore, kedua adikku yang berumur 3 dan 4 tahun telah lemas tak berdaya, mereka dipaksa tidur oleh ibu agar tak merengek terus minta makan.
Qadarullah, tepat pukul 06.00 sore, ayah mengajak untuk sholat magrib berjamaah. Ini untuk pertama kalinya aku melihat ayah salat, selain Salat Jumat. Dalam salat kami semua menangis begitupun ayah. Berserah diri kepada Allah sang maha pemberi rezeki. Kata ayah jika Allah itu benar-benar kaya, maka Dialah yang akan memberikan makanan untuk kita malam ini. Baru saja usai sholat magrib, pintu kami diketok seseorang. Ayah langsung membukanya, ternyata seorang penggemis tua, ia kelaparan. Ayahpun bingung bagaimana caranya memberi makan sementara kami saja serumah sudah seharian kelaparan. Ayah berusaha menjelaskan pada penggemis itu, Alhamdulillah penggemis itu mengerti, lalu ia hanya meminta segelas air putih untuk diminum agar bisa melanjutkan perjalanannya. Namun, siapa sangkah setelah meminum air putih penggemis itu tertidur ditempat duduknya.
Ayah berulang-ulang membangunkan tapi ia belum kunjung bangun. Sampai pukul 09.00 malam sebuah mobil menepi di depan pagar rumah kami. Sepertinya mereka bukan orang sembarangan. Dengan pakaiannya yang rapi, seorang pria seusia ayahku turun menuju rumah kami. Setelah mengucap salam ia langsung berlari memeluk penggemis itu.
Usut punya usut ternyata pria itu adalah ayahnya. Sudah beberapa bulan ia mencarinya sampai ke kampung kami. Berhubung ada seseorang yang memberi tahu jika penggemis itu berjalan arah kesini, maka ia terus melajukan mobilnya hingga berhasil kembali menemukan ayahnya yang telah menderita kelainan mental. Ia sangat berterima kasih kepada keluarga kami. Hingga apapun yang ada di mobilnya ia berikan pada kami. Ternyata ia seorang bos besar, di dalam mobilnya bak hotel berbintang. Semua makanan mewah itu diturunkan ke rumah dan diberikan kepada kami sebagai ucapan trimahksihnya.
Sebelum ia pamit kembali membawa ayahnya, ia memberikan uang senilai 5 juta rupiah pada ayah berharap bisa menjadi modal usaha dihari kedepan.
Itulah buah dari kesabaran keluarga kami. Berkat segelas air putih, Allah gantikan dengan berlipat ganda kenikmatan. Ma syah Allah ❤️ Satu hal yang perlu diketahui bahwa Allah benar Maha Kaya, jika ia memberi cobaan atau ujian itu hanya sementara. Ketika kita berprasangka baik terhadapnya, maka keajaiban akan datang menghampiri kita.
Cerita kejadian nyata satu keluarga yang tinggal di sebuah desa pinggiran, Pekerjaan hanya bertani, pernah mengalami kelaparan. Karena mereka memilih kembali pada Allah, memohon kepada-Nya, percaya dengan kemaha kayaan Allah. Maka Allah perlihatkan bagaimana cara-Nya bekerja menyelamatkan hamba tersebut.