Didit Tri Putranto

Angin dingin kemarau berkabarPudarnya sebuah senyumanPada dinding malam berujarSepi dan menggigil Sekuat tenaga memberi asaTabah akan patahRela layaknya tanahMenyerap jatuhRead more

Mereka yang bertanya pada angin …Semuanya menggumam … menyeru pada alam membentangSelirih semilir yang berdesirSemuanya … seribu ceracau berkumandang terangTakRead more

Ingin ku mengeluh … berteriak pada keadilan alamNamun, jika ku lihat mentari menjulang dicakrawalaAku malu menjadi penggerutu Hasrat ku berserahRead more

Dari sandaran reyot bertuliskan huruf “A”Ada nyawaAda jiwaAda asaAda rasaAda sukaAda dukaAda tangis dan tawaSandaran ukir dari tangan Sang MaestroDikuasRead more

Yang tampak bukanlah makna hakikiGerbang nyata dalam dua buah biji hitam putihBerayun dalam lembar demi lembar syahdu, bening mengkultuskan heningDiam,Read more

Hanya di hitungan jari, saat sua sekejap itu abadiDi antara goresan yang membekas, masih terasa lekas seberkas jelasTak pun lupaRead more

Selarik jingga meronaSerupa asaku membaraPadamu seutas senyumSeribu manis terkulum Di sini, di tepi lazuardiLembayung merah menaungiDuduk takjub, pada lengkungan indahRead more

Ada gamang tertuang dalam kopiku malam ini..Pahit, sedikit melejitkan jerit.Terhidang dalam talam hitam, keheningan.Tak terasa jemariku memilin diujung kesahMencoba menghitungRead more